Terkait Tambang Mantup Diduga Dibekingi Oknum TNI, Ini Respon Panglima TNI

Liramedia.co.id - Tambang yang diduga tidak dilengkapi izin melakukan aktivitasnya di wilayah Desa Mantup, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Lokasinya berdekatan dengan Polsek Mantup, namun dibiarkan tetap beraktivitas. Masih beraktivitasnya tambang pedel (limestone) tersebut tanpa ada tindakan hukum dari Kepolisian diduga ada beking di belakangnya. Padahal, tambang tersebut sudah diadukan ke Polres Lamongan maupun Polda Jawa Timur.

"Dari pengakuan pelaksana lapangan, itu ada oknum TNI. Dan katanya sudah punya izin, tapi saat ditanya lebih jelas izinnya tidak muncul di database aplikasi Kementerian ESDM. Karena itu, kami telah menyampaikannya ke Panglima TNI, Bapak Jenderal Andika Perkasa melalui saluran telpon pribadinya, dan beliau merespon untuk menindaklanjuti laporan kami," demikian kata Kusno, dari DPW Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Jawa Timur, Minggu (21/5/2022).

Menurut Kusno, keterlibatan oknum TNI tersebut diduga salah satu indikasinya ialah alat berat yang didatangkan untuk melakukan aktivitas penambangan merupakan dari pihak oknum tersebut.

Saat ditinjau ke lapangan, ada 2 alat berat berupa excavator, satu berwarna kuning.

Tidak hanya dilaporkan ke Panglima TNI, menurut Kusno, pihaknya juga melaporkan secara sambungan pribadi ke Mayjend Prantara dan Brigjen Tatang Subarna.

"Pengaduan resmi secara tertulis juga akan sampaikan ke beliaunya melalui instansinya. Dan kami juga akan sampaikan ke KASAD. Bukti-bukti pendukung telah kami punya," tegas Kusno.

Menjawab laporan dari DPW LIRA Jatim, Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa menegaskan akan menindaklanjutinya.

"Terima kasih info-nya, Mas," demikian dikatakan Jenderal Andika Perkasa saat dihubungi melalui sambungan Whatsapp pribadinya.

Untuk diketahui, tambang yang diduga tanpa dilengkapi perizinan resmi kembali buka di wilayah Desa Mantup, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Pantauan wartawan ini pada Kamis, 12 Mei 2022, terdapat 2 alat berat di lokasi tambang.

Kemudian, pada Minggu (22/5/2022), tampak beberapa dump truk sedang di parkir di lokasi tambang.

Opik saat ditemui wartawan di lokasi tambang menyebutkan, bahwa materia tambang berupa pedel (limestone). Untuk harganya, dia menyebutkan per rit seharga Rp 210 ribu. Untuk ongkos kirim ke Lamongan, biayanya Rp 170 ribu.

Tampak di lapangan, beberapa kendaraan pengangkut material silih berganti datang dan berangkat untuk mengisi material limestone. Ada 1 unit excavator yang dioperasikan, sedangkan excavator satunya tidak dioperasionalkan.

Menurut Opik, material tambang tersebut dikirim ke wilayah Lamongan dan Gresik. Tak jauh dari lokasi tersebut, juga terdapat aktivitas pertambangan. (Rif)

liramedia.co.id tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Back to Top